KM dan Resistensi
Penerapan MOC merupakan langkah yang harus ditempuh dalam mengimplementasikan Knowledge Management. Namun, implementasi KM berarti menguba budaya. Dan perubahan budaya adalah hal yang salah sulit dilakukan dan tidak terlepas dari kemungkinan adanya resistensi.
Pertanyaannya, bagaimana jika kemudian resistensi timbul dan pihak yang terlibat enggan mengubah kebiasaan dalam rangka mendukung penerapan KM? Beberapa ide yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
Change Management
Knowledge Management berdiri pada 3 pilar utama : People, Process, dan Technology. Saat berjalan pun, KM juga dapat optimal jika perusahaan telah memiliki budaya berbagi knowledge. Namun tanpa Change Management yang tepat, yang didapat adalah resistensi dari para pihak yang terlibat. Untuk itu implementasi KM secara menyeluruh perlu dilakukan melalui fase-fase Management of Change (MOC) yang baik.
Value Chain dan Aliran Informasi
Agak sedikit melenceng dari topik blog ini tentang Knowledge Management, kali ini akan dibahas mengenai aliran sistem informasi pada value chain. Performansi dari bisnis sangat bergantung dari proses pengumpulan dan pengolahan informasi. Dalam value chain, terdapat 3 macam aliran sistem informasi (berdasarkan model Rayport dan Sviokla).
Marshall’s Knowledge Cycle
Model SECI yang diusulkan Nonaka-Takeuchi yang telah dituliskan dalam post sebelumnya, merupakan satu siklus yang menggambarkan bahwa pengetahuan yang ada dalam organisasi bersifat dinamis, dan dapat berubah bentuk antara Tacit dan Explicit. Selain itu, terdapat model lain yang diusulkan oleh Marshall (1995), yang dapat menjadi alternatif dan pelengkap untuk menunjukkan fase proses knowledge creation.
Tiga fase itu secara garis besar adalah sebagai berikut.
- Knowledge Migration
- Knowledge Appreciation
- Knowledge Action
Nonaka & Takeuci : SECI Model
Setelah sebelumnya sempat membahas mengenai dimensi Tacit dan Explicit, dalam artikel ini akan sedikit disingung soal transformasi dan aliran proses di kedua bentuk pengetahuan tersebut.
Lkujiro Nonaka dan Hirakata Takeuvchi (1995), menganggap bahwa pengetahuan merupakan suatu hal yang dinamis dan dapat berubah bentuk antara Tacit dan Explicit. Mereka kemudian mengusulkan suatu model dalam proses penciptaan pengetahuan, yang kemudian memungkinan organisasi untuk mengelola proses tersebut secara efektif. Mereka mengajukan empat langkah penciptaan pengetahuan disebut model SECI atau Socialization, Externalization, Combination, dan Internalization.