Kenapa ‘Knowledge Management’?
Puluhan tahun lalu (bahkan hingga saat ini di beberapa sektor), industri disibukkan oleh pertanyaan yang sederhana : bagaimana meningkatkan pendapatan, dengan cara meminimalisir biaya dan menjual barang sebanyak-banyaknya. Hal ini tidaklah aneh, mengingat industri di kala itu bergerak di sekitar penjualan barang. Cost-efficiency merupakan modal utama untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Produk merupakan fokus utama dari bisnis yang dijalankan.
Namun saat ini, industri bergerak ke arah yang berbeda. Sementara produk tetap menjadi komoditas yang penting, muncul hal lain yang menjadi fokus utama di berbagai macam sektor industri, yaitu pelayanan (service) dan keahlian/pengetahuan khusus (expertise). Hal ini yang kerap menjadi competitive advantage yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Bahkan pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai produk serupa dengan harga yang bersaing. Perusahaan dengan pelayanan pelanggan yang prima dan didukung keahlian dan pengetahuan yang handal dari pada lini depannya, akan lebih unggul di mata pelanggan.
Scientia Potentia Est
The exact definition for above title is “For also knowledge itself is power”, or modernly paraphrased as “Knowledge is power”. Francis Bacon who stated this quote was a philosopher-scientist-lawyer who believes that having and sharing knowledge is widely recognised as the basis for improving one’s reputation and influence, thus power. [1]